warriorweeknow, Jakarta – Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang merupakan indeks acuan pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat. Penguatan Dow Jones ditopang oleh saham Home Depot dan Caterpillar.
Investor Wall Street mulai memborong sejumlah saham di luar sektor teknologi, sehingga mendorong penguatan pasar saham AS sejak awal bulan ini.
Dow Jones bertambah 247,15 poin, atau 0,62%, menjadi berakhir pada 40.000,90. Pada sesi perdagangan, indeks 30 saham blue chip menguat hingga menyentuh level tertinggi baru di 40.257,24. Ini adalah pertama kalinya angkanya mencapai 40.000 sejak mencapai angka tersebut pada akhir Mei.
Saham Home Depot bertambah 1,7%, menjadikan kenaikan minggu ini menjadi 7,5%. Saham Caterpillar naik hampir 1,4% hari ini.
Sementara itu, indeks acuan lainnya yakni S&P 500 juga mengalami kenaikan sebesar 0,55% hingga ditutup pada 5.615,35. Nasdaq meningkat 0,63% menjadi berakhir pada 18.398,45.
Pada perdagangan hari sebelumnya atau Kamis, S&P 500 mencatatkan kinerja terburuknya sejak akhir April karena investor melepas saham-saham teknologi besar sehingga mendorong Nvidia melemah 5,6%.
Selama perdagangan hari Jumat, investor memasuki Dow Jones dengan harapan penurunan inflasi akan diikuti oleh penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan September.
Dow Jones naik 1,6% untuk minggu ini. Katalisnya adalah laporan hari Kamis yang menunjukkan indeks harga konsumen turun 0,1% di bulan Juni.
“Kisah pertumbuhan AI yang luar biasa telah memakan waktu lama, tetapi itu bukan satu-satunya kisah yang terjadi di pasar,” kata analis global TradeStation David Russell, seperti dikutip CNBC, Sabtu (13/6/2024).
“Kesaksian Powell minggu ini dan laporan CPI mengingatkan investor bahwa katalis lain mungkin akan segera hadir. Hal ini terutama berlaku untuk sektor-sektor seperti utilitas, yang muncul sebagai permainan AI pada awal tahun ini dan kini berpotensi mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang lebih rendah,” tambahnya.
Pasar saham AS tetap menguat meski saham sejumlah bank melemah akibat kinerja kuartal II 2024 yang tidak sesuai ekspektasi. Saham JP Morgan turun 1,2% bahkan ketika bank tersebut melaporkan laba kuartal kedua yang melampaui ekspektasi Wall Street.
Saham Citi turun 1,8%, meskipun mengalahkan perkiraan kinerja kuartal kedua. Sementara itu, saham Wells Fargo turun 6% setelah bank tersebut melaporkan bahwa pendapatan bunga bersih, yang merupakan ukuran utama profitabilitas bank, meleset dari ekspektasi pada kuartal kedua.
Angka inflasi grosir sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat, namun Wall Street mengabaikan sebagian besar angka tersebut setelah laporan harga konsumen yang sangat penting pada hari Kamis menunjukkan perlambatan inflasi.