warriorweeknow, Jakarta – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan peningkatan produksi batu bara pada tahun 2023. Pada periode tersebut, produksi batu bara perseroan meningkat menjadi 5,11 juta ton atau 52% dibandingkan produksi tahun sebelumnya.
President and CEO PT Adaro Minerals Indonesia Tbk Christian Ariano Rachmat dalam keterangan resmi mengatakan, “Produksi tahun 2023 meningkat 52 persen menjadi 5,11 juta ton. Data dirilis, Sabtu (2/3/2024).
Sementara itu, penjualan meningkat 39 persen pada 2023 menjadi 4,46 juta ton. Pencapaian tersebut melampaui target penjualan tahun 2023 sebesar 3,8 juta ton-4,3 juta ton. Pada tahun 2023, ADMR menjual sebagian besar batubaranya ke pasar ekspor dengan Jepang sebagai negara penjual terbesar.
Ekstraksi overhead meningkat sebesar 125 persen menjadi 18,70 juta meter kubik pada tahun 2022 dengan tingkat ekstraksi sebesar 3,66x dibandingkan 2,47x. Sebab, perseroan kembali beroperasi di PT Lahai Coal (LC) dan membuka lebih banyak area di tambang PT Lampunut Maruwai. . Investasi sarana dan prasarana yang terus mendukung target 6 juta ton per tahun pada tahun 2025.
Perusahaan menyelesaikan proses tender terminal kargo kedua dan kamp tepi laut Lampoont pada kuartal keempat tahun 2023, dan perusahaan menargetkan memulai pembangunan pada kuartal pertama tahun 2024. Pada kuartal IV tahun 2023, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) akan tetap memproduksi aluminium alloy.
KAI telah menyelesaikan survei tanah, survei tanah, dan kerja lapangan untuk fasilitas insinerator di lokasi pabrik peleburan aluminium.
“Terakhir, fokus kami di Kalimantan Utara terus berkembang, dengan kemajuan yang diharapkan pada pembangunan smelter aluminium dan infrastruktur terkait. Kami berada di jalur penyelesaian pada kuartal keempat tahun 2025,” kata Christian.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mengumumkan kinerjanya untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode ini, perseroan mencatatkan pertumbuhan positif baik pendapatan maupun laba.
Sepanjang tahun 2023, pendapatan operasional perseroan tumbuh 20% menjadi USD 1,09 miliar pada tahun 2022 dari USD 908,14 juta. Presiden dan CEO PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Christian Ariano Rachmat mengatakan, hal ini disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 39 persen yang menutupi penurunan ASP sebesar 14 persen dari tahun 2022.
“Setelah mengalami penurunan pada Q2 2023 dan Q3 2023, ASP kembali rebound seiring dengan kenaikan harga batubara global,” dikutip bursa. . Rilis informasi, Sabtu (2/3/2024).
Seiring dengan peningkatan pendapatan operasional, belanja pendapatan meningkat sebesar 35 persen menjadi USD 502,75 juta pada tahun 2023 dari USD 373,22 juta pada tahun 2022. Tarif yang dibayarkan kepada pemerintah naik 4 persen menjadi $158,23 juta, biaya penambangan naik 150 persen menjadi $149 juta, biaya produksi batu bara turun 52 persen menjadi $23,58 juta, sementara biaya transportasi dan pengapalan turun 36 persen menjadi $116,59 juta.
Pada tahun 2023, konsumsi bahan bakar meningkat sebesar 42 persen karena peningkatan aktivitas, namun konsumsi bahan bakar per liter mengalami penurunan sebesar 5 persen. Pada tahun 2023, harga batu bara per ton akan turun 10 persen karena pertumbuhan lapangan kerja.
Dari rincian tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD 583,21 juta, naik dari USD 534,91 juta pada tahun 2022. Pada periode yang sama, beban operasional perusahaan sebesar $8,83 juta dan pendapatan lain-lain sebesar $256.931.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan sebesar USD 122,58 juta, perseroan memperoleh pendapatan USD 440,88 juta atau sekitar Rp 6,92 triliun (kurs USD 15.701,95 per Rp) pada tahun tersebut. Dibandingkan tahun lalu, laba ini tercatat meningkat 32,67 persen menjadi 332,32 juta dolar.
“Situasi harga batubara metalurgi yang menguntungkan mendukung akuisisi ASP kami, dan meningkatkan profitabilitas melalui pertumbuhan volume dan disiplin biaya. Selain itu, operasi logistik terintegrasi Grup Adaro membantu mengatasi tantangan di Sungai Barito yang berjalan sangat baik dalam kondisi cuaca buruk.” ke El Nino,” kata Christian.
Total aset perusahaan naik 32 persen menjadi $1,7 miliar pada tahun 2023 dari $1,3 miliar pada akhir tahun 2022. Pada tahun 2023, modal akan meningkat sebesar 82 persen dari 569,3 juta USD pada tahun 2022 menjadi 1,04 miliar USD. Laba ditahan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD 854,76 juta akibat peningkatan laba.