warriorweeknow, Jakarta – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah berhasil mengurangi akses situs judi online hingga 50%.
“Menurut data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), intervensi Tim Pemberantasan Judi Online yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2024 berhasil menurunkan akses masyarakat terhadap situs perjudian online sebesar 50%.” Budi Arie, dikutip dari situs resmi Kominfo, Jumat (26 Juli 2024).
Tak hanya aksesnya yang menurun, jumlah simpanan masyarakat di situs judi online juga mengalami penurunan signifikan hingga mencapai Rp 34,49 triliun.
Budi Arie mengatakan keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh pihak yang terlibat dalam pemberantasan perjudian online.
“Capaian ini sangat menggembirakan dan menunjukkan upaya kita dalam memberantas perjudian online efektif,” tegasnya.
Menkominfo menargetkan penurunan simpanan hingga Rp 45,79 triliun dan penurunan akses situs judi online hingga 80%.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Cominpo terus melakukan berbagai upaya, antara lain memblokir akses konten game online, memblokir akun e-wallet dan rekening bank yang terkait dengan game online, serta menggalakkan pencegahan perjudian online kepada masyarakat luas.
Sejak 17 Juli 2023 hingga 23 Juli 2024, Kominfo melayangkan permintaan kepada aparat untuk memblokir akses 2.645.081 konten permainan judi online, serta memblokir 573 rekening e-wallet dan 6.199 rekening bank.
Selain itu, Kominfo memproses 23.616 penyematan halaman permainan dari situs pemerintah dan 22.205 penyematan halaman permainan dari situs lembaga pendidikan.
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi juga mengambil tindakan tindak lanjut dengan mengirimkan 20.595 kata kunci terkait game online ke Google dan 3.961 kata kunci ke Meta.
“Kami akan terus berupaya memberantas perjudian internet dan melindungi masyarakat dari dampak negatifnya,” pungkas Budi Arie.
Sebaliknya, Budi Arie mengatakan seluruh jajaran kementeriannya berkomitmen memerangi praktik perjudian online.
Hal ini ditegaskan ketika seluruh 5.828 direktur dan karyawan Cominpo menandatangani kontrak integritas.
Langkah tegas tersebut menyusul laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang mengungkap 15 pegawai Cominpo terlibat aktivitas perjudian online sebagai pemain.
Menyikapi temuan tersebut, Menkominfo segera mengarahkan kepada Dirjen agar seluruh pegawai di seluruh tingkatan menandatangani perjanjian integritas sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen.
“Ini merupakan aksi nyata kami untuk berbenah lingkungan kerja dan menunjukkan keseriusan Kominfo dalam memberantas praktik perjudian online,” tegas Budi, dikutip Antara, Kamis (26 Juli 2024).
Dengan penandatanganan ikrar integritas ini, seluruh pegawai Kominfo secara resmi menyatakan dirinya bebas dari segala bentuk partisipasi game online.
Mereka juga berkomitmen untuk ikut serta dalam upaya pencegahan dan pemberantasan praktik perjudian online.
Langkah Cominfo ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam memberantas perjudian online yang semakin marak.
Selain pengawasan eksternal, Cominfo memperkuat pengawasan internal agar tidak ada lagi oknum yang terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
Komitmen integritas yang ditandatangani seluruh direksi dan karyawan merupakan bukti nyata bahwa Cominpo tidak akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran peraturan dan etika.
Pelanggar akan dikenakan sanksi tegas sesuai ketentuan terkait.
Seperti yang disampaikan oleh perwakilan Budi, “hukuman (bagi pelanggar) berkisar dari peringatan keras hingga pemecatan.”
Sehubungan dengan pelanggaran ini, proses hukum telah diajukan terhadap pegawai Kementerian Informasi dan Komunikasi yang dilaporkan terlibat dalam permainan internet.
Menteri Lee mengatakan, “Dari 15 data pegawai yang diterima dari PPATK, ada 2 orang yang tidak ada datanya. Satu orang pensiun, jadi ada 12 pegawai aktif dan 2 orang PNS.” Mira Tayyiba, Jenderal Cominfo.
Ia menambahkan, 12 orang telah diperlakukan sesuai peraturan disiplin pejabat publik. Sedangkan lainnya masih dalam tahap evaluasi.