0 0
Masalah Kesehatan Mental Pasca Pemilu Dapat Pengaruhi Komorbid yang Sudah Diidap - PORTAL BERITA PAY4D

Masalah Kesehatan Mental Pasca Pemilu Dapat Pengaruhi Komorbid yang Sudah Diidap

Read Time:2 Minute, 28 Second

warriorweeknow, Jakarta – Masalah kejiwaan pasca pemilu 2024 bisa dihadapi oleh siapa saja. Baik masalah ringan maupun gangguan jiwa berat.

Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) – Pondok Indah, Ashwin Kandouw, gangguan jiwa seperti stres bisa berdampak pada penyakit lain yang sudah diderita atau penyakit penyerta.

“Saat ini semakin diyakini bahwa stres berperan besar terhadap penyakit penyerta, penyakit jantung, stroke, dan gangguan pembuluh darah. Stres kini dianggap sebagai faktor yang sangat menentukan, sangat berpengaruh, sangat penting,” kata Ashwin kepada Health warriorweeknow dalam sebuah wawancara. wawancara online pada Selasa (13/2/2024).

Salah satu yang banyak terjadi adalah efek stres pada perut, lanjutnya. Saat stres meningkat, asam lambung pun ikut meningkat.

Kemudian stres juga dikaitkan dengan gangguan metabolisme seperti diabetes, yang dampaknya cukup besar.

Karena kondisi stres bisa berdampak pada penyakit penyerta lainnya, Ashwin berharap pemilu 2024 bisa membawa berkah. Setiap calon dan pendukung harus mencapai kemenangan atau kekalahan agar tidak mengalami stres berlebihan dan menghindari masuk rumah sakit akibat kambuhnya penyakit penyerta.

“Memang ada hubungan yang sangat kuat (stres dan penyakit penyerta),” ujarnya.

Ashwin sebelumnya sempat mengatakan bahwa setiap orang berisiko mengalami gangguan mental pasca pemilu.

“Semua orang berisiko: mereka yang mencalonkan diri, anggota partai, dan pendukung setia. “Tidak diketahui bahwa karena besarnya biaya maka calon presiden akan semakin stres, tidak selalu demikian.”

“Oleh karena itu, ketahanan mental seseorang menjadi salah satu faktornya. Ada orang yang mempunyai ketangguhan mental karena kepribadiannya yang keras dan ada pula yang rentan. “Pertama, mau tangguh atau rentan, ada baiknya dia mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan menang atau kalah,” jelas Ashwin.

Ashwin menekankan, persiapan mental itu penting. Sedangkan kesiapan mental setiap orang tidak bisa diukur.

“Kami ingin membangun fakta bahwa ini pemilu, tidak mungkin semua orang bisa menang. Artinya ada yang menang dan ada yang kalah. Kalau menang percayalah, dan kalau kalah jangan bersikap seolah-olah dunia sedang runtuh, semuanya berantakan, tidak harus seperti itu kan. “

Tingkat kesiapan mental yang berbeda-beda pada setiap orang inilah yang menjadi penyebab mengapa masalah mental dialami dengan cara yang berbeda-beda.

Misalnya, seorang calon presiden mengeluarkan banyak modal, namun tidak terpilih. Namun hal tersebut tidak membuatnya tegang dan cenderung rileks karena memiliki persiapan mental yang baik. Di sisi lain, suporter bisa mengalami stres, stres yang lebih besar dibandingkan pendukungnya, karena persiapan mentalnya yang buruk.  

Ashwin juga menjelaskan, salah satu cara mempersiapkan kesehatan mental saat pemilu adalah dengan berpikir bahwa kekalahan bukanlah akhir dari segalanya.

“Kekalahan bukan berarti akhir segalanya. Jangan mengatur segala sesuatunya seolah-olah itu adalah hidup dan mati kita, tidak harus seperti itu. Ini hanya soal memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan.”

“Saya juga tidak meremehkan, tapi bukan berarti pertanyaan kita tentang hidup dan mati bergantung pada pemilu ini.”

Ia juga mengatakan bahwa dokter dapat membantu mengatasi masalah kejiwaan yang muncul sejak pemilu.

“Prinsipnya semua rumah sakit yang ada psikiaternya pasti bisa membantu. Dan menurut saya semua rumah sakit punya psikiater, mereka punya. “Kami dari kelompok psikiater siap membantu jika memang ada yang membutuhkan,” tutupnya. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %