Jakarta – Menteri Koordinasi Maritim dan Koordinasi Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan juga menunjukkan hilangnya kematian Faisal Basri, seorang ekonom yang telah berkontribusi pada banyak kebijakan ekonomi Indonesia dari reformasi hingga hari ini.
Menko Luhut mengungkapkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri diadakan pada tahun 2021, setelah Indonesia bertemu gelombang pertama Pandemi Covid-19.
“Dia akhirnya bertemu Faisal 2021 setelah Covid-19. Pada waktu itu dia membuat komentar yang sangat penting dalam desain PPKM (implementasi kegiatan sosial) dari sisi ekonomi. Penggantiannya membantu kami menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara itu,” kata Koordinator Luhut, dalam sebuah pernyataan resmi pada hari Kamis (9
Selain itu, Faisal Basri juga dikenal sebagai statistik yang menawarkan saran lengkap tentang kebijakan bawah laut, sebuah proyek yang merupakan tujuan utama pemerintah Presiden Joko Widodo.
“Pak Faisal sering memberikan banyak komentar tentang ekonomi Indonesia, serta masalah nikel.
Meskipun beberapa pendapat yang berbeda, Menteri Koordinasi Luhut juga menyatakan apresiasi pribadi untuk Faisal Basri sebagai seorang pria yang sangat berbakti dan penuh integritas.
“Saya selalu menghargai bagaimana Faisal mengungkapkan pendapatnya. Dia selalu sama, tetapi rendah hati dan siap untuk mendengarkan dengan baik, bahkan jika pendapat kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya ketika berdebat menunjukkan sikap mentalnya,” kata Luhut.
Menurut Menteri Koordinasi Luhut, meskipun mereka sering berada di arah yang berbeda dalam negosiasi politik, Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk turun, tetapi membangun.
Di mata Luhut, Faisal Basri adalah contoh pendidikan yang tetap sesuai dengan prinsipnya, meskipun seringkali pendapat berbeda dari pemerintah.
“Indonesia kehilangan pemikiran yang besar. Semoga komitmennya kepada bangsa akan menjadi perbuatan baik, dan dia menemukan tempat yang baik dalam dewa yang maha kuasa,” pungkas Luhut.