0 0
Kemenkes Perluas Imunisasi PCV dan Rotavirus ke Seluruh Indonesia, Cegah 2 Penyebab Kematian Anak - PORTAL BERITA PAY4D

Kemenkes Perluas Imunisasi PCV dan Rotavirus ke Seluruh Indonesia, Cegah 2 Penyebab Kematian Anak

Read Time:3 Minute, 6 Second

warriorweeknow, Jakarta – Perluasan vaksinasi PCV dan rotavirus menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan pneumonia dan diare yang merupakan dua dari lima penyebab kematian anak balita di Indonesia.

Menurut Direktur Departemen Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Dr. Maxi Rein Rondonuwu D.H.S.M MARS, vaksinasi PCV dilaksanakan pada tahun 2016 hingga 2021, mencakup seluruh kabupaten/kota di Bangkaberitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB). ), serta/Beberapa kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Maxey melanjutkan, cakupan vaksinasi PCV akan diperluas secara nasional pada tahun 2022, yaitu dua dosis untuk anak usia 0-11 bulan dan satu dosis untuk anak usia 12 hingga 24 bulan. Saat ini, vaksinasi rotavirus (RV) dianjurkan sebanyak tiga kali pada anak usia 2, 3, dan 4 bulan, untuk memberikan perlindungan yang tinggi.

Vaksinasi RV yang dilaksanakan sejak tahun 2022, tahap awal mencakup 21 kota/kota di 17 provinsi, yaitu: Sumsel Bangka Belitung Sumatera Utara Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat (NTB) Nusa Tenggara Timur (NTT) Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Namun untuk meningkatkan efektivitas pencegahan penyakit dan kematian akibat diare, Kementerian Kesehatan telah memperluas program pencegahan penyakit RV ke seluruh Indonesia mulai tahun 2023.

“Pelaksanaan vaksinasi rotavirus sudah berlangsung sejak tahun 2022. Namun, kami meluncurkan dan memperluasnya di tingkat nasional,” kata Pak Sehat Negeriku pada Jumat, 9 Februari 2024.

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes Ri) terus berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan dasar untuk melindungi masyarakat dari Penyakit. Salah satu langkah utama dalam upaya ini adalah dengan memperbanyak jenis vaksin pada program imunisasi anak, dari 11 menjadi 14.

Pada perluasan ini ditambahkan 3 vaksin baru yaitu: Vaksin Rotavirus ( HPV) untuk mencegah kanker, Vaksin Pneumokokus (PCV) dan Vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga memberikan vaksin polio kedua atau IPV2 untuk meningkatkan Pencegahan polio.

Selain itu, vaksinasi rutin pada anak akan mencakup 14 jenis vaksin, antara lain BCG untuk tuberkulosis (TB), DPT-Hib untuk difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe B.

Selain mencegah kanker serviks, vaksinasi HPV juga memberikan perlindungan terhadap kanker lainnya. Saat ini, vaksinasi PCV dan RV bertujuan untuk melawan pneumonia dan diare, dua dari lima penyebab utama kematian anak balita di Indonesia yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

Perlindungan terhadap polio juga diperkuat dengan pemberian IPV2, yang merupakan bagian dari proses yang akan meningkatkan vaksinasi polio rutin menjadi enam dosis. Jadwal vaksinasi polio komprehensif meliputi vaksinasi polio tetes (OPV) pada usia 1, 2, 3 dan 4 bulan, serta vaksinasi polio (IPV) pada usia 4 bulan dan 9 bulan.

Seluruh upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan perlindungan kesehatan anak Indonesia dan menurunkan angka kejadian penyakit dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.

 

Kanker serviks dapat dicegah dengan vaksin HPV. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), terdapat lebih dari 103 juta perempuan di Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas.

Setiap tahunnya, sekitar 36.000 wanita terdiagnosis kanker serviks, dan 70 persennya berada pada stadium lanjut. Angka kematian akibat kanker serviks mencapai sekitar 21.000 pada tahun 2020.

Data Globocan pada tahun 2021 menunjukkan terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia, angka kematiannya semakin meningkat. Perluasan vaksinasi HPV diperlukan untuk menjaga kesehatan anak perempuan Indonesia di masa depan.

“Vaksin HPV akan diberikan secara gratis dan sangat penting dalam melindungi anak perempuan dari kanker serviks. Kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen karena keterlambatan diagnosis,” kata Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dari Indonesia. . Kementerian Kesehatan, Dr. Maxi Rein Rondonuwu D.H.S.M MARS dikutip Sehat Negeriku pada Jumat 9 Februari 2024.

Menurut Maxey, vaksinasi merupakan cara yang ekonomis untuk mencegahnya. Biaya pengobatan kanker serviks sangat mahal. “Beri tahu masyarakat, terutama mereka yang memiliki anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun, untuk menggunakan program pemerintah,” tambahnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %