0 0
Kasus DBD Meningkat Saat Musim Hujan, Dokter Ungkap Sebabnya: Banyak Genangan Air Tempat Nyamuk Bertelur - PORTAL BERITA PAY4D lapaktoto jepang slot

Kasus DBD Meningkat Saat Musim Hujan, Dokter Ungkap Sebabnya: Banyak Genangan Air Tempat Nyamuk Bertelur

Read Time:1 Minute, 58 Second

warriorweeknow – Memasuki musim hujan, masyarakat Indonesia patut merasakan peningkatan kasus demam berdarah atau demam berdarah dengue. Dokter mengatakan salah satu penyebabnya adalah tingginya genangan air di sekitar pemukiman warga.

Dokter Spesialis Anak dari FKUI-RSCM Prof. Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K). Menurut nyamuk Aedes aegypti ini, telurnya bening, tergenang air, tidak terkena tanah atau menempel pada tanah.

Nyamuk ini hidup di daerah tropis, kelembaban udaranya tinggi, air tergenang, tidak terkena sinar matahari dan tidak menyentuh tanah. Kalau musim hujan, air yang tergenang lebih jernih dan menggigit lebih dari satu kali, jelas Takeda. disela diskusi bertajuk “Waspada Demam Berdarah di Tengah Musim Hujan,” jelasnya yang digelar secara daring, Senin (Oktober 2022). Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (“Kemenkes RI”) menunjukkan pada tanggal 36 September 2022, jumlah kasus terkonfirmasi demam berdarah di Indonesia sebanyak 87.501 kasus dan jumlah kematian akibat demam berdarah dilaporkan. 816 mencapai kehancuran.

Memasuki triwulan terakhir tahun 2022, penyebaran penyakit Aedes aegypti akibat gigitan nyamuk diperkirakan akan terjadi ketika curah hujan mulai meningkat sekitar bulan Oktober hingga November.

Meski jumlah kasus DBD meningkat saat musim hujan, pakar kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – Rumah Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo, Dr. Dr. Erni Juwita Nelwan, PhD, SpPD, K-PTI mengatakan penyakit ini sebenarnya bisa menyebar sepanjang tahun.

“Sejak perubahan iklim terjadi dalam 10 tahun terakhir, wabah demam berdarah tidak lagi bersifat siklus karena seringnya terjadi gangguan curah hujan,” kata Dr. Erni Juwita pada kesempatan yang sama.

Ia mengatakan, pada musim panas, nyamuk biasanya bertelur, telur yang tahan terhadap kerusakan dan perubahan lingkungan. Saat musim hujan dimulai, telur-telur tersebut menetas menjadi nyamuk dewasa yang jumlahnya bisa meningkat pesat.

Oleh karena itu, hal ini tidak dapat dianggap remeh. Karena umumnya penyakit ini paling berbahaya bagi siapa pun dari segala usia, tempat tinggal atau kehidupan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, kasus DBD di Indonesia biasanya paling banyak terjadi pada usia 14 hingga 44 tahun tepatnya 39,96 persen, dan usia 5 hingga 14 tahun tepatnya 35,61 persen.

Gejala yang dirasakan jika tertular virus dengue adalah rasa panas yang tiba-tiba diikuti dengan sakit kepala dan nyeri atau nyeri pada otot dan tulang. Jika tidak segera diketahui penyebabnya, dapat menimbulkan komplikasi seperti stroke atau pendarahan. menyebabkan kematian,” kata dr Ernie.

Oleh karena itu, lanjutnya, penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk berupaya melakukan pencegahan DBD, dengan memperbanyak 3M dan juga vaksinasi DBD.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %