warriorweeknow, Jakarta Edward Akbar mengunjungi Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi DKI Jakarta. Bersama pengacaranya, kunjungan Edward terkait pengaduannya atas tindakan kekerasan terhadap anak yang dilakukan Kimberly Ryder.
Seperti diketahui, Edward Akbar sebelumnya sempat mengadukan ke KPAI terkait dugaan penganiayaan anak yang dilakukan Kimberly Ryder. Dari situlah Edward Akbar direkomendasikan untuk masuk ke UPDT PPA.
Jundri R. Berutu, kuasa hukum Edward Akbar, mengatakan di Kantor UPTD PPA, Jakarta Timur, Jumat (18/10/2024): “Kemarin kami mengadu ke KPAI. Lalu KPAI menyarankan agar kami ke UPDT PPA .”
Jundri juga mengatakan: “Iya, kami di sini jam 9 kemarin, jadi kami mengajukan pengaduan setelah jam 9. Dua hari yang lalu, instansi terkait menyiapkan surat keterangan langsung untuk orang tua pelapor. Kami dipanggil. “
Dalam kunjungannya, Edward menjelaskan dugaan penganiayaan yang dilakukan Kimberly Ryder terhadap bocah tersebut. Total, Edward memberikan pengarahan kepada UPDT PPA selama lebih dari satu jam.
Jundri menjelaskan, “Oleh karena itu, informasi tersebut terkait dengan gambaran peristiwa kekerasan yang dialami adik KR. Oleh karena itu, hari ini kami hanya menjelaskan langsung dari pihak ayah, ayah korban.”
Jundri melanjutkan, dugaan kekerasan tersebut bersifat verbal dan nonverbal. Sedangkan dugaan kekerasan fisik terjadi sekitar bulan Oktober 2023, Februari dan April.
“Videonya juga kita tayangkan kemarin, jadi sama dengan video yang kita bawa ke KPAI. Hanya ada tambahan sedikit saja, misalnya KR mengaku melempar anaknya dari tangga, itu pengakuannya sendiri. Nanti di video-video itu di sisi lain dia juga melakukan kekerasan nonverbal,” jelasnya.
Di saat yang sama, Edward juga memaparkan bukti tambahan terkait pelecehan anak yang dilakukan Kimberly. Namun Jundri belum bisa membeberkan barang bukti yang terkandung di dalamnya karena melibatkan anak-anak.
“Ada lagi buktinya, sudah kami sampaikan, tapi belum bisa kami sampaikan ke teman-teman karena masih berjalan, apalagi korbannya adalah anak-anak,” kata Jundri.