JAKARTA – Status Harimau Sumatera menurut Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Hidup IPB University saat ini berstatus Critically Endangered (CR), artinya spesies tersebut menghadapi risiko kepunahan dalam waktu dekat.
Diperkirakan populasi subspesies harimau sumatera sendiri hanya tersisa 400-500 individu saja. Harimau sumatera hanya terdapat di Pulau Sumatera, khususnya di dataran rendah hingga pegunungan. Daerah sebarannya berada pada ketinggian 0-2.000 meter di atas permukaan laut (DPL).
Harimau sumatera harus mengonsumsi 5-6 kg daging setiap hari, yang sebagian besar (75 persen) terdiri dari mangsa rusa.
Data BKSDA Aceh menunjukkan terjadi 76 konflik pada tahun 2017 hingga 2021, dan pada tahun 2022 terdapat 40 kasus lagi.
Pada tahun 2020 hingga 2023, total harimau sumatera yang dibunuh berjumlah 10 ekor.
Penyebab konflik yang timbul: 1. Konversi lahan/hutan, perambahan hutan dan eksploitasi hutan menyebabkan terbatasnya ruang dan sumber makanan bagi harimau.
2. Harimau menyerang ladang dan pemukiman masyarakat
3. Harimau menyerang manusia dan ternak.
Nah, berkurangnya jumlah harimau sumatera disebabkan oleh beberapa hal utama sebagai berikut: 1. Hilangnya habitat Penebangan hutan secara besar-besaran untuk perkebunan kelapa sawit, industri pulp dan kertas serta pertambangan telah menyebabkan hilangnya habitat harimau sumatera. Fragmentasi habitat telah mengisolasi harimau sumatera ke dalam kantong-kantong kecil sehingga menyulitkan mereka berkembang biak dan mencari mangsa.
2. Perburuan ilegal: Harimau sumatera diburu untuk diambil kulit, dagingnya, dan bagian tubuh lainnya yang diyakini berkhasiat obat. Perburuan ilegal masih terjadi di beberapa wilayah di Sumatera, meskipun ada upaya penegakan hukum.
3. Harimau sumatera sering menyerang manusia dan hewan ternak, terutama di daerah yang berbatasan dengan habitatnya. Konflik ini dapat menimbulkan tindakan pembalasan oleh manusia, seperti perburuan dan pemangsaan.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat Masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya melestarikan harimau sumatera. Kurangnya pengetahuan tentang harimau sumatera dapat menyebabkan perburuan liar dan konflik dengan manusia.
Upaya Konservasi Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi harimau sumatera, seperti:
– Pembentukan taman nasional dan suaka margasatwa
– Patroli anti perburuan liar
– Program pendidikan dan kesadaran masyarakat
– Kerjasama dengan organisasi non-pemerintah
Meski masih banyak tantangan, upaya konservasi membuahkan hasil positif. Populasi harimau sumatera mulai meningkat di beberapa daerah.