0 0
Kisah Yahya Kurniawan, Pria yang Berani Vasektomi Demi Kesehatan Istri Tercinta - PORTAL BERITA PAY4D lapaktoto jepang slot

Kisah Yahya Kurniawan, Pria yang Berani Vasektomi Demi Kesehatan Istri Tercinta

Read Time:2 Minute, 29 Second

warriorweeknow, Jakarta – Sterilisasi pria dipandang dengan ketakutan dan kecurigaan oleh banyak pria. mereka yang dipengaruhi oleh keyakinan salah dan stigma yang menyertai proses ini.

Namun dibalik pertanyaan tersebut terdapat cerita positif dari para pria yang telah menjalani vasektomi dan merasakan banyak manfaat.

Salah satu contohnya adalah Yahya Kurniawan, pria berusia 51 tahun yang memilih sterilisasi pada tahun 2008 di usia 35 tahun.

Keputusan Yahya menjalani sterilisasi didasari komplikasi yang dialami istrinya dengan berbagai jenis alat kontrasepsi yang digunakannya.

“Awalnya istri saya yang menggunakan KB. Setelah menggunakan KB yang berbeda-beda, ada yang tidak cocok. Ada yang menyebabkan pendarahan,” ujarnya pada 5 Mei 2024. Hal itu diungkapkannya dalam wawancara telepon dengan Kesehatan warriorweeknow pada hari Minggu.

Istri saya juga mencoba berbagai pil KB. Akibatnya, ia harus menjalani terapi hormon jangka panjang.

“Lalu, alih-alih membiarkan istri saya menjalani terapi hormon, saya malah mulai KB,” tambah Yahya.

Setelah mencari informasi yang cukup tentang sterilisasi pria. Juga mencakup prosedur, efek, dan efek samping. Yahya membahas keputusannya menjalani sterilisasi pria bersama istrinya.

Keputusan ini diambil bersama setelah mempertimbangkan secara matang. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran dan partisipasi aktif pasangan dalam mengelola kesehatan reproduksi keluarganya.

Menurut situs Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sterilisasi merupakan operasi sederhana. (operasi sederhana) untuk mencegah pengangkutan sperma ke testis dan penis

Dengan kata lain, sterilisasi adalah prosedur klinis yang menghentikan kesuburan pria dengan menanamkan Basa de Felina dan mengganggu aliran transportasi sperma. Dan proses pembuahan (kombinasi dengan sel telur) tidak terjadi.

Lebih lanjut, Yahya mengatakan, syarat vasektomi saat itu adalah memiliki minimal dua orang anak. Dan yang bungsu berumur 5 tahun.

“Saat itu saya mempunyai dua orang anak, yang bungsu berusia lima tahun, sehingga kebetulan saya memenuhi syarat dan diperbolehkan menjalani sterilisasi,” kata Yahya.

Langkah yang diambilnya relatif singkat. Ini bukan operasi besar dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

Setelah menyelesaikan prosedurnya, Yahya menjelaskan: Ia mampu beraktivitas normal dan tidak dirawat di rumah sakit. “Bekas lukanya sangat kecil, kurang dari 1 cm.”

Setelah menjalani vasektomi, pasien juga disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi lain terlebih dahulu saat melakukan hubungan seksual. Sebab, air mani atau air mani masih perlu dikontrol dan diuji di laboratorium.

“Setelah ejakulasi sekitar 12 kali, saya diminta ke laboratorium untuk melihat seberapa bagus kualitas sperma saya,” kata Yahya.

Kapan azoospermia atau tidak adanya sperma pada air mani saat ejakulasi akhirnya diketahui? Artinya, prosedur sterilisasi yang dilakukan bisa dikatakan berhasil. Pasien kemudian dapat berhenti menggunakan metode kontrasepsi lain.

Salah satu kekhawatiran utama pria yang mempertimbangkan vasektomi adalah bagaimana prosedur tersebut akan memengaruhi kehidupan seks mereka. Mitos dan kesalahpahaman tentang sterilisasi dan dampaknya terhadap seksualitas seringkali tersebar luas. Hal ini menimbulkan keraguan dan kecemasan.

Padahal, Yahya mengatakan sterilisasi tidak berpengaruh pada aktivitas reproduksi.

“Sejauh yang saya rasakan, tidak ada efek samping sehingga seks bisa berjalan normal. Ejakulasi tetap berjalan,” ujarnya.

Hal ini disebabkan oleh sterilisasi, yang melibatkan pengikatan atau pemotongan saluran yang dilalui sperma dari testis. Sedangkan ejakulasi mengacu pada keluarnya air mani atau air mani yang keluar meski tidak ada sperma.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %