0 0
35 Pakaian Adat di Indonesia dan Keunikannya, Kini Jadi Seragam Sekolah SD-SMA 2024 - PORTAL BERITA PAY4D lapaktoto jepang slot

35 Pakaian Adat di Indonesia dan Keunikannya, Kini Jadi Seragam Sekolah SD-SMA 2024

Read Time:14 Minute, 22 Second

warriorweeknow, Jakarta Pada tahun ajaran 2024, pakaian adat Indonesia akan menjadi seragam sekolah yang dikenakan siswa. Pakaian adat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan tradisional Indonesia, dimana setiap provinsi mempunyai kostum yang unik dan khas masing-masing.

Misalnya saja di Jawa Barat terdapat pakaian adat Sunda yang terkenal keindahan dan keanggunannya. Kini di Sumatera Utara terdapat pakaian Mabatak kuno dengan banyak corak dan warna cerah.

Dengan menggunakan pakaian adat Indonesia sebagai seragam sekolah, kami berharap siswa akan lebih mengenal dan menghargai budaya setempat. Mereka akan belajar tentang sejarah, nilai dan simbol pada setiap pakaian adat. Selain itu, pakaian adat dapat menjadi identitas yang membedakan setiap sekolah dengan provinsi lainnya.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) telah mengeluarkan rencana aturan seragam sekolah baru untuk tahun 2024, salah satunya adalah penggunaan pakaian adat. Pemerintah daerah diberi wewenang untuk menentukan corak dan warna pakaian adat sesuai dengan budaya setempat.

Namun perlu diperhatikan bahwa penerapan pakaian biasa seperti pakaian sekolah tidak boleh merusak nilai kepraktisan dan karya. Pakaian yang dipilih hendaknya memenuhi standar kebersihan, kenyamanan dan keamanan siswa. Selain itu, pemilihan desain dan bahan yang tepat juga penting agar pakaian kasual selalu terlihat sesuai gaya dan gaya musim saat ini.

Berikut pakaian adat Indonesia dari berbagai provinsi yang dihimpun warriorweeknow dari berbagai sumber, Selasa (16/4/2024). 

Pakaian adat Ulee Balang merupakan warisan budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi dari Aceh, sebuah provinsi di bagian utara pulau Sumatera, Indonesia. Ulee Balang merupakan simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Aceh. Pakaian adat ini tidak hanya sekedar pakaian saja, namun juga mempunyai makna yang mendalam tentang kearifan lokal, nilai-nilai bersama, dan penghormatan terhadap dewa.

Bagi kaum pria, pakaian adat Ulee Balang dikenal dengan nama Linto Baro. Padahal, outfit ini memiliki tiga bagian utama untuk menciptakan satu kesatuan yang sama. Bagian atasnya berupa mahkota atau mahkota yang disebut mộrớtop. Mậutop memiliki bentuk lonjong pada bagian atasnya dan dihiasi dengan kain sutra yang disebut tengkulok sehingga menciptakan tampilan yang cantik dan elegan.

Di tengahnya terdapat meukasah atau gaun tertutup, seringkali dihiasi dengan hiasan benang emas yang rumit. Nah bagian bawahnya berupa kaos berbahan sable solid yang diberi nama silueweu. Sileuweu merupakan pakaian adat Aceh, dengan gambar yang mewakili keindahan dan kekuatan. 2. Bundo Kanduang (Sumatera Barat)

Bundo Kanduang merupakan pakaian adat cantik dari Sumatera Barat, provinsi yang terkenal dengan kekayaan budaya Minangkabau. Pakaian adat ini mencerminkan keindahan budaya Minangkabau serta kedalaman nilai sosial dan spiritual masyarakat Minang.

Bundo Kanduang merupakan simbol penting dalam upacara adat khususnya pernikahan, dimana pengantin wanita mengenakan gaun ini dengan bangga dan bermartabat. Aksesoris pakaian adat Bundo Kanduang sangatlah penting dan unik khususnya bagi calon pengantin.

Syal, mahkota atau ikat kepala, gelang dan kalung adalah beberapa contoh aksesoris pelengkap outfit ini. Semuanya mempunyai makna tersendiri dan melambangkan nilai-nilai budaya Minangkabau yang kuat, seperti keberanian, rasa hormat dan persatuan. 3. Ulos (Sumatera Utara)

Ulos merupakan kekayaan budaya Sumatera Utara yang mewakili keindahan dan kearifan budaya Batak. Pakaian adat ini tidak hanya sekedar pakaian, namun juga merupakan simbol identitas dan kebanggaan masyarakat Batak. Perpaduan warna yang indah dan penuh pemikiran mendalam, menunjukkan kearifan nenek moyang kita dalam memahami alam dan kehidupan.

Warna utama ulos seperti merah, hitam dan putih merupakan simbol mendalam dari budaya Batak. Warna merah melambangkan keberanian dan semangat juang, warna hitam melambangkan kedewasaan dan kebijaksanaan, sedangkan putih melambangkan kesucian dan kesetiaan. Dengan perpaduan warna-warna tersebut, ulos tidak hanya menjadi pakaian, namun juga menjadi sarana penyampaian ajaran dan semangat kepada generasi mendatang. 4. Aesan Gede (Sumatera Selatan)

Aesan Gede merupakan salah satu kebanggaan Sumatera Selatan yang mewakili keindahan dan keindahan budaya Melayu Palembang. Pakaian adat ini memiliki sejarah yang kaya dan sering digunakan untuk acara-acara penting, terutama pernikahan. Nama “Aesan Gede” sendiri mempunyai arti keagungan, begitu pula kesan yang diberikan ketika memakainya.

Ciri utama dari Aesan Gede adalah penggunaan pakaian adat yang dibuat secara buatan tangan dan memiliki corak yang indah yang menampilkan keindahan alam dan kehidupan. Gaun ini terkenal dengan perhiasan emas yang melengkapi penampilan, menciptakan rasa keindahan dan martabat. Terkadang unsur Hindu-Buddha terlihat pada desain dan detail pakaian adat tersebut, mengingatkan kita akan kekayaan sejarah dan pengaruh budaya daerah ini. 5. Teluk Belanga (Kepulauan Riau)

Teluk Belanga merupakan pakaian adat tradisional dari Kepulauan Riau yang mewakili kekayaan warisan budaya negara. Gaun ini banyak digunakan oleh para pria dan memiliki desain yang cantik dan elegan. Kemeja Teluk Belanga ditutup dan dikancing, seringkali terbuat dari bahan berharga seperti emas atau permata.

Bagian lengan yang lebar dan sedikit terbuka memberikan kenyamanan dan kelembutan. Gaun Teluk Belanga tidak hanya menampilkan keindahan dan keanggunan, namun juga menunjukkan keperkasaan dan kebanggaan masyarakat Kepri. Penggunaannya sering terlihat pada acara-acara khusus dan kegiatan kebudayaan, dimana pakaian ini menjadi simbol pengetahuan dan rasa hormat yang tinggi. 6. Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang (Provinsi Riau)

Kebaya Laboh dan Kurung Cekak Musang merupakan pakaian adat tradisional dan biasa dikenakan pada acara-acara khusus di provinsi Riau. Kebaya Laboh merupakan pakaian adat bagi wanita, sedangkan Kurung Cekak Musang merupakan pilihan populer bagi pria. Keduanya memiliki desain yang cantik dan elegan, mencerminkan keindahan dan budaya Riau yang sesungguhnya. 

Kebaya laboh biasanya terbuat dari bahan halus seperti sutra atau beludru, dengan tambahan benang emas di beberapa bagian. Teknik yang digunakan menunjukkan keindahan dan keunikan budaya Riau, dan kain lagu yang digunakan secara berkelompok semakin menambah keindahan dan popularitas kain ini. Di sisi lain, Kurung Cekak Musang memiliki desain yang simpel namun cantik dan elegan sehingga menciptakan mood yang sempurna untuk acara-acara penting. 7. Pakaian Betabur (Bengkulu)

Gaun betabur merupakan gaun adat Bengkulu yang banyak dikenakan oleh calon pengantin dalam upacara pernikahan. Gaun ini merupakan simbol keindahan dan keanggunan budaya Bengkulu. Bagi calon pengantin, baju betabur merupakan baju betabur yang dihias dengan ornamen-ornamen cantik serta baju lagu khas khas Bengkulu.

Nah, untuk pria, Kemeja Betabur adalah kemeja betabur, kemeja dan baju olahraga, seringkali dengan detail beludru dan baju olahraga untuk menambah keindahan tampilan. Pakaian adat Bengkulu menunjukkan pengaruh budaya yang berbeda seperti Cina dan Arab yang selalu berinteraksi dengan masyarakat Bengkulu. Hal ini tercermin dari desain dan detail pakaiannya, seperti motif yang terinspirasi dari seni Tiongkok dan penggunaan kain songket yang mencerminkan pentingnya budaya Arab. 8. Baju Kurung (Kabupaten Jambi)

Baju Kurung merupakan pakaian adat tradisional daerah Jambi yang banyak dikagumi keindahan dan keanggunannya. Gaun-gaun ini terbuat dari bahan berkualitas seperti beludru, saten, atau sandung, dihias dengan kain emas yang indah.

Motif yang digunakan pada Baju Kurung seringkali terinspirasi dari alam sekitar seperti bunga tanjung, teratai, kangkung, bunga pakis dan bambu sehingga menciptakan suatu tempat yang asri dan asri. Selain itu dipadukan dengan busana songket Jambi seperti Baju Kurung akan menambah keindahan dan gaya pada busana ini.

Pakaian songket merupakan salah satu barang tradisional Jambi yang paling populer di Indonesia, sehingga penggunaan Baju Kurung tidak hanya memberikan nilai baik, namun juga memperkuat identitas budaya daerah tersebut. Pakistan (Bangka Belitung)

Baju Paksian merupakan pakaian adat kota Pangkal Pinang di Bangka Belitung. Pakaian ini merupakan perpaduan berbagai budaya, termasuk Cina dan Arab, yang memberikan warna dan keunikan pada budaya lokal. Untuk mempelai wanita, Paksian mengenakan gaun berwarna merah yang terbuat dari bahan halus seperti sutra atau beludru, didekorasi dengan gaya tradisional Bangka Belitung.

Pakaian yang digunakan mempunyai nilai sejarah dan adat istiadat yang tinggi, seperti baju besusur atau baju cual. Saat ini pengantin pria memakai topi yang disebut sungkon yang membuat penampilan terlihat cantik dan cantik. Penggunaan topi berbahan logam juga merupakan simbol ras dan kehormatan sehingga menambah makna simbolis dari pakaian adat ini. Oleh karena itu, pakaian tersebut bukan hanya sekedar pakaian khas Pakistan, namun juga merupakan ekspresi kekayaan budaya dan sejarah Bangka Belitung yang patut dihormati dan dilestarikan.

Pakaian adat Tulang Bawang merupakan cerminan tradisi dan kearifan lokal Lampung yang kental akan nilai-nilai kekeluargaan dan harga diri. Desain uniknya terdiri dari pakaian tertutup untuk mempertahankan kelembapan, hal ini sangat penting dalam budaya Lampung. Para pria mengenakan topi berwarna putih dengan lengan panjang yang serasi dan kemeja dengan warna yang sama. Untuk melengkapi penampilannya, mereka juga melilitkan sarung di pinggangnya, yang seringkali dihiasi dengan warna merah dan emas, sehingga menciptakan tampilan yang simpel dan bergaya. 11. Pangsi (Banten)

Pangsi merupakan pakaian adat yang sering dilihat oleh masyarakat Banten dan suku lain di Indonesia, seperti Betawi dan Sunda. Pangsi merupakan pakaian berupa kemeja dan celana, yang panjangnya tidak melebihi mata kaki. Gaun ini sederhana namun tetap cantik dipandang. Sering digunakan untuk acara-acara khusus dan kegiatan kebudayaan di Banten. 12. Encim Kebaya (DKI Jakarta)

Kebaya Encim merupakan pakaian adat keluarga Betawi dan DKI Jakarta. Gaun ini merupakan perpaduan unik antara budaya Tionghoa dan Betawi sehingga menghasilkan desain yang cantik dan cantik. Selain kebaya encim, terdapat pula pakaian adat dengan pengaruh budaya Tiongkok, India, dan Arab. Beberapa diantaranya adalah Baju Sadariah, Baju Demang, Baju Tikim dan Baju Pangsi. Setiap pakaian adat mewakili nilai budaya DKI Jakarta yang berbeda. 13. Kebaya Sunda (Jawa Barat)

Kebaya Sunda merupakan pakaian adat yang dikenal masyarakat Jawa Barat. Desain kebaya sunda mirip dengan kebaya pada umumnya, namun memiliki ciri khas tersendiri khususnya pola leher. Alasan-alasan tersebut seringkali diilhami oleh alam atau alasan budaya Sunda. Warna kebaya Sunda terbilang terang, meski untuk pencampurannya sering menggunakan kain jarik. Kebaya Sunda yang sering dikenakan dalam acara adat atau kegiatan budaya di Jawa Barat, menjadi simbol kebanggaan terhadap budaya dan tradisi setempat. 14. Kesatrian Ageng (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Kesatrian Ageng merupakan pakaian adat yang dikenakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pakaian ini terdiri dari beberapa potong, berbahan surjan sebagai atasan, celana berwarna hitam, dan kain batik yang dililitkan di pinggang dan di atas lutut. Selain itu, bagian kepala seluruh wajah juga penting. Pakaian adat ini mencerminkan keindahan dan kehormatan tradisi kerajaan Yogyakarta, serta merupakan simbol identitas budaya daerah yang kuat dan kuat. 15. Jawi Jangkep (Jawa Tengah)

Jawi Jangkep merupakan pakaian adat asal Jawa Tengah yang sering dikenakan dalam acara dan perayaan di provinsi ini. Pakaian ini didominasi oleh orang berkulit hitam pada bagian atasnya, biasanya digunakan oleh laki-laki. Hoa adalah kebaya khas Jawa Tengah yang dikenakan wanita saat pergi ke pesta bersama pasangannya yang mengenakan baju Jawi Jangkep. Keduanya menciptakan rasa keindahan dan keanggunan dalam budaya Jawa Tengah. 16. Pesa’an (Jawa Timur)

Pesa’an merupakan pakaian adat Jawa Timur yang berasal dari Madura. Kostum ini dikenakan oleh laki-laki dan terdiri dari kemeja merah putih sebagai atasan, pakaian luar panjang berwarna hitam, dan celana hitam. Pesa’an melambangkan kekuatan dan keberanian yang merupakan nilai-nilai budaya yang kuat dalam budaya Madura. Penggunaannya sering terlihat pada acara-acara budaya dan keagamaan di Jawa Timur. 17. Payas Agung (Bali)

Payas Agung merupakan pakaian adat Bali yang dikenakan pada acara-acara penting seperti pernikahan atau operasi gigi. Gaun-gaun ini didesain sangat cantik dan unik, dengan detail dan dekorasi yang menarik. Namun penggunaannya hanya sebatas pada acara-acara resmi dan sakral, karena makna dan simbolisme payas Agung sangat mendalam dalam budaya Bali. Selain payas Agung, masih ada jenis pakaian adat lain di Bali seperti pakaian safari, payas madya, payas alit dan kebaya Bali.

 

Pegon merupakan pakaian adat suku Sasak yang tinggal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gaun-gaun ini mendapat pengaruh gaya Eropa yang terlihat pada desain dan detailnya. Berbeda dengan pakaian adat Sasak yang biasanya terbuat dari kain lagu, Pegon menggunakan kain adat berwarna hitam. Hal ini menunjukkan adanya interaksi budaya antara tradisi lokal dan pengaruh luar untuk mengembangkan warisan budaya keluarga Sasak.     19. Amarasi (Nusa Tenggara Timur)

Pakaian adat di Nusa Tenggara Timur (NTT) menampilkan kekayaan budaya berbagai keluarga dengan keunikan pakaian adatnya. Marga NTT lainnya yaitu Marga Dawan mempunyai pakaian adat yang disebut amarasi. Amarasi merupakan simbol keanggunan dan keindahan budaya keluarga Dawan yang meliputi tirai ikat dan baju bodo. Selain amarasi, masih ada jenis pakaian adat lain di NTT yang mencerminkan keragaman adat dan tradisi yang ada di tanah air. 20. Raja Bibinge dan Raja Baba (Kalimantan Barat)

Di Kalimantan Barat, pakaian adat Dayak mencerminkan keindahan dan kekuatan budaya setempat. Morena Baba merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh laki-laki Dayak, sedangkan Morena Bibinge merupakan pakaian adat yang dikenakan oleh perempuan. Lord Baba terbuat dari kulit kapoo dan dihias dengan warna oranye dan merah sehingga menciptakan tampilan yang unik dan cantik. Kini Lord Bibinge yang terbuat dari bahan yang sama menghadirkan desain cantik dan cantik yang menutupi bagian dada dan bahu wanita dengan indah. 21. Upak Nyamu (Kalimwaena Tengah)

Upak Nyamu merupakan pakaian adat khas Kalimantan Tengah. Dibuat dari kulit kerbau bertepi lebar, gaun ini mencerminkan keindahan dan kekuatan gaya lokal. Bahan-bahan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membuat pakaian dan tikar (baju bekas). Desainnya yang berbeda-beda, kadang sebagai gaun, kadang sebagai gaun tanpa lengan, menciptakan tampilan berbeda namun tetap menampilkan keindahan budaya Kalimantan Tengah. 22. Ta’a dan Sapei Sapaq (Kalimantan Utara)

Pakaian adat di Kalimantan Utara mencerminkan keunikan budaya suku-suku yang tinggal di daerah tersebut. Ta’a merupakan pakaian adat bagi wanita, dan Sapei Sapaq merupakan pakaian adat bagi laki-laki. Ta’a adalah sarung yang dihias dengan manik-manik warna-warni yang ditenun dengan cara khusus sehingga menimbulkan tampilan yang cantik dan indah. Saat ini Sapei Sapaq merupakan baju khusus berhiaskan manik-manik bermotif lain serta hiasan gigi dan gigi harimau yang melambangkan kekuatan dan keberanian dalam budaya suku Kalimantan Utara. 23. Bagajah Gamuling Baular Lulut (Kalimantan Selatan)

Bagajah Gamuling Baular Lulut merupakan pakaian adat kuno yang berasal dari zaman kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan. Gaun ini sering dikenakan pada upacara pernikahan sebagai simbol keindahan dan keanggunan zaman dahulu. Pengantin wanita mengenakan kemben yang disebut udat, yang menampilkan keanggunan dan keindahan dalam setiap dekorasi dan detailnya. 24. Kustin (Kalimantan Timur)

Kustin merupakan pakaian adat suku Kutai Kalimantan Timur yang mempunyai rasa kehormatan dan martabat. Berbahan dasar coklat tua, gaun ini dikenakan pada upacara pernikahan oleh kalangan menengah ke atas. Kustin mewakili keindahan dan keanggunan budaya Kutai, mencerminkan kekayaan budaya dan warisan leluhur yang dijaga dengan baik. 25. Pattuqduq Towaine (Sulawesi Barat)

Di Sulawesi Barat, pakaian adat suku Mandar untuk wanita disebut pattuqduq towaine. Pattuqduq towaine juga dilengkapi rawang boko sebagai bagian atas, lipaq saqbe sebagai sarung tradisional Mandar pada bagian bawah, dan lipaq aqdi diratter duattdong sebagai hiasan tambahan. Pada busana ini juga dilengkapi aksesoris seperti ikat kepala, kalung, ikat pinggang (klik), dan gelang, untuk menambah keindahan dan keanggunan penampilan wanita Mandar.

Nkgembe merupakan pakaian adat suku Kaili di Sulawesi Tengah yang mewakili keberagaman dan keindahan budaya setempat. Gaun ini memiliki rok penuh dengan hiasan manik-manik yang menghiasi bagian leher dan blus. Di bawahnya ada gaun panjang tergerai yang terbuat dari sarung tradisional. Nkgembe menciptakan tempat yang indah dan asri, yang mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya keluarga Kaili di seluruh dunia. 27. Laku Tepu (Sulawesi Utara)

Laku Tepu merupakan pakaian adat suku Sangihe di Sulawesi Utara. Pakaian ini digunakan oleh pria dan wanita. Salah satu keunikannya adalah bentuknya yang berupa aliran sungai yang panjang. Busana pria setinggi lutut dan kaki dipadukan dengan topi bernama paporon menambah kesan vintage. 28. Babu Nkgawi (Sulawesi Tenggara)

Babu Nkgawi merupakan pakaian adat Sulawesi Selatan khususnya keluarga Tolaki. Gaun ini sering digunakan dalam acara tradisional dan profesional, termasuk pernikahan. Lipa hinoru di bagian atas dan roo mendaa di bagian bawah, gaun ini menunjukkan keindahan dan keanggunan budaya Tolaki. Warna lipstik selalu dipadukan dengan warna ruangan sehingga menciptakan kesinambungan dan keserasian dalam setiap tampilan. 29. Pakaian Adat (Sulawesi Selatan)

Pakaian bodo merupakan pakaian tradisional wanita suku makassar di sulawesi selatan. Salah satu pakaian tertua di dunia, kemeja ini merupakan pakaian berlengan pendek hingga siku. Sering digunakan dalam acara budaya seperti pernikahan, baju bodo mulai dimunculkan kembali di berbagai acara budaya, menunjukkan kemajuan dan kebanggaan terhadap warisan nenek moyang. 30. Biliu dan Makuta (Gorontalo)

Makuta dan Biliu merupakan pakaian adat Gorontalo yang digunakan dalam upacara pernikahan. Bernuansa religi, busana ini menampilkan keindahan dan keanggunan pada setiap ornamen dan dekorasinya. Dibandingkan dengan pakaian adat wanita yang kaya akan perhiasan, pakaian adat pria lebih sederhana namun tetap menunjukkan kesetiaan dan rasa hormat dalam budaya Gorontalo.  31. Cele (Maluku)

Cele sepa merupakan perpaduan kebaya dengan salle di bagian pinggang, gaya tradisional maluku. Motifnya berupa garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil yang menunjukkan keceriaan dan keberanian. Digunakan dalam berbagai kegiatan budaya, cele shirt tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga bagian dari kebanggaan budaya maluku yang kaya dan beragam. 32. Manteren Lamo (Maluku Utara)

Pakaian adat ini digunakan oleh para kepala suku di Maluku Utara. Termasuk gaun merah dengan hiasan emas, celana hitam dan aksesoris kepala yang unik. Manteren Lamo tidak hanya sekedar pakaian, tetapi juga simbol kehormatan dan martabat kerajaan, mengenang sejarah Maluku Utara yang kaya dan penuh warna. 33. Ewer (Papua Barat)

Pakaian adat suku Ewer asal Papua Barat terbuat dari bahan alami yaitu rumput kering. Meski sangat sederhana, dengan cara baru, Ewer menambahkan hiasan kepala, menambahkan sesuatu yang baru pada tradisi yang kaya dan kaya. 34. Koteka (Papua)

Koteka merupakan bagian penting dari pakaian adat Papua yang melestarikan corak laki-laki asli Papua. Lebih dari sekedar pakaian, Koteka merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya suku Papua. Dalam bentuknya yang unik, Koteka mengajarkan nilai warisan nenek moyang dan kebanggaan terhadap identitas etnik. 35. Pummi (Papua Selatan)

Pakaian adat Pummi terbuat dari anyaman daun sagu sehingga memberikan nuansa alami dan tradisional. Dikenakan oleh laki-laki, Pummi menampilkan keindahan dan kontras dengan setiap daun sagu yang mengalir di pinggang dan paha. Sebagai bagian integral dari budaya Papua Selatan, Pummi mengajarkan kearifan lokal dan keindahan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %