warriorweeknow, Jakarta – Gunung Kie Matubu merupakan salah satu gunung tertinggi di Maluku Utara. Dimana Gunung Matubu berada di tengah kota Tidoro.
Kota Tidor sendiri merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah kota Dumai dan Palangkaraya. Di Pulau Tidore, sebagian besar wilayahnya merupakan gunung berapi yang saat ini tidak aktif.
Gunung Kie Matubu memiliki ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut, termasuk gunung dengan ketinggian sedang. Gunung ini juga merupakan salah satu gunung yang disukai para pendaki untuk memacu adrenalin.
Pendaki bisa dengan jelas mengamati matahari terbit dan terbenam di puncak gunung. Seolah menyaksikan langsung dari tengah luasnya lautan di utara Maluku.
Gunung Kie Matubu lebih dari sekadar lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Kie Matubu yang dihimpun tim gaya hidup warriorweeknow tahun 2024. pada hari Minggu, 23 Juni. 1. Nama lain gunung Kie Matubu
Gunung Kie Matubu mempunyai pesona alam yang luar biasa. Selain pesonanya, Gunung Kie Matubu tetap disakralkan oleh masyarakat setempat sepanjang pendakian.
Gunung Kie Matubu Tidore dikenal juga dengan nama Gunung Tidore. Dari puncak Gunung Matubu juga terlihat sangat jelas pemandangan pulau-pulau kecil yang mengelilingi kota Ternate dan Tidore. Menariknya, gunung ini sedikit lebih tinggi dari gunung berapi Gamalama yang legendaris di Ternate, namun lebih mudah untuk didaki karena jalur pendakiannya lebih tinggi.
Mengutip Gunung Bagging, Kiematubu yang tertera pada uang kertas Rp 1000 ini memiliki bentuk kerucut simetris atau hampir piramidal yang indah jika dilihat dari Pulau Ternate. Karena pendakiannya sangat mudah, pilihan yang baik adalah menyewa pemandu untuk memandu Anda melewati lahan pertanian menuju “kaki gunung” atau titik awal sebenarnya. 3. Titik awal pendakian
Titik awalnya adalah desa perbukitan Gurabunga, sekitar 646 meter di atas permukaan laut, dapat diakses dengan ojek atau mobil dari kota utama Soasiu di pulau itu. Start yang tinggi ini berarti pendaki yang kuat dapat mencapai puncak dalam waktu kurang dari 3 jam dan turun hanya dalam waktu 2 jam.
Selama pendakian, wisatawan akan mengagumi pohon cengkeh, pohon pala, pohon kayu manis dan hutan hujan yang luas dengan keanekaragaman flora dan fauna yang menakjubkan. Jika Anda menginap di Pulau Ternate, kapal feri pertama menuju Tidor berangkat pada pukul 07.00 dan kapal feri terakhir kembali ke Ternate pada pukul 17.00.
Jalan menuju Kiematubu melewati hutan cukup terjal, namun tidak terputus dan dalam kondisi baik. Ada sedikit sampah/sampah tapi tidak terlalu buruk.
Anda akan mencapai tepi hutan (935 meter di atas permukaan laut) dalam waktu sekitar dua jam, untuk pendaki yang lebih lambat – 3 jam. Pada satu titik di dekat titik awal, lintasan melebar hingga hampir selebar mobil.
Ingatlah untuk belok kiri di dekat pohon pala, sekitar 50 meter dari gubuk kayu. Jalur yang lebih kecil ini menurun sedikit sebelum mendaki lereng gunung dengan curam.
Setelah dua jam pendakian, rute mengikuti aliran sungai kecil yang mengalir dari puncak gunung. Air sering ditemukan saat ini.
Di luar tepi hutan, vegetasinya sebagian besar berupa pakis, semak, dan alang-alang. Dalam kondisi cerah Anda akan melihat kerucut gunung berapi Gamalama di sebelah kanan, desa Gurabunga di luar lintasan, serta gunung berapi Kie Besi (jauh di Pulau Makian) dan Halmahera di sebelah kiri.
Kie Matubu merupakan stratovolcano yang saat ini tidak aktif. Namun Gunung Kie Matubu juga merupakan gunung berapi yang terletak di Cincin Api Pasifik.
Dilanjutkan dengan pendakian menyenangkan selama 10-15 menit mengitari puncak kawah yang tidak aktif menuju puncak, ditandai dengan kolom semen yang dilapisi grafiti. Tepi tebing kawah aktif yang mengesankan ini curam dan sekarang ditumbuhi tanaman – turunan curam ke utara sungguh spektakuler.
Puncaknya menawarkan panorama yang indah, dan alang-alang menampung tiga tenda. Kembalikan dengan cara yang sama hanya dalam dua jam. 6. Gunung Suci
Gunung Gamalama memiliki banyak nilai budaya, agama, dan adat istiadat, begitu pula dengan Gunung Tidore. Saat kita mendaki ke puncak, kita dapat menemukan banyak cerita dan tempat berbeda yang kaya akan nilai-nilai ini.
Jadi bila sudah kenyang mendaki, pemberhentian pertama adalah Desa Gurabunga yang terletak di dataran tinggi tepat di lereng Kie Matubu. Desa adat ini merupakan bagian dari kerajaan Tidore pada masa lalu. Saat ini Desa Gurabunga telah menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Tidore.